Tuesday, 30 April 2013

Perjalanan dimulai di sini

Aku mencoba berbincang dengan seorang kawan di ujung jawa sana. Tentang hari, hobi, kesibukan, hal-hal yang menyenangkan dan segala sesuatu yang seakan menjadi kenyamanan sehingga tak ada keinginan untuk keluar dari zona nya. Entah bagaimana awalnya, perbincangan kemarin mengingatkanku pada kebiasaan yang mungkin semua anak-anak Indonesia lakukan saat kecil dulu. Ketika masih di bangku TK atau playgrup, saat pelajaran menggambar, mayoritas yang digambar adalah pemandangan gunung dengan sawah yang digambar kotak-kotak lalu diberi matahari diantara gunung. tak lupa jalan kecil, atau mungkin sebagian menambahkan orang-orangan sawah atau burung dan awan. Betapa bahagianya saat gambar itu jadi dan mendapat nilai 80. Beranjak ke bangku SD, mulai muncul ide-ide baru untuk dituangkan ke atas kertas gambar. Ada yang menggambar pantai dengan jingganya senja, ada yang mulai menuangkan apapun yang dilihat di sekitar sejauh mata memandang.

Sekarang, bayangkan bagaimana bisa gunung yang seringkali kau gambar saat kau kecil justru menjadi destinasi utama mu untuk berkunjung. Pantai dan senja yang seringkali membingungkan kita memilih warna, sekarang menjadi idola yang selalu ingin di abadikan. Bukan hanya itu, bahkan dewasa ini, kita menemukan yang lebih daripada sebuah imajinasi di atas kertas. Bahkan persahabatan pun kita dapatkan dari sebuah perjalanan. Persahabatan yang dimulai dari menanyakan "permisi mbak, boleh minta air minumnya sedikit?", "permisi mas, punya korek?" dan sebagainya yang dilanjutkan oleh percakapan kecil yang berlanjut menjadi sebuah persahabatan.

Saat ku tanya apa yang dia -kawan di ujung jawa- dapat temukan dari sebuah perjalanan diluar sana? Dia menjawab "sahabat, kepedulian, sama rata, kesetiaan". Jawaban yang tak pernah terfikirkan sebelumnya. Menjadi renunganku malam ini betapa berartinya sebuah perjalanan singkat yang tak terbatas. Setelah ku ingat beberapa perjalanan lalu, maka ku temukan semua jawaban sang kawan. Kita akan selalu peduli dan setia saat dalam perjalanan, kita tak akan meninggalkan kawan kita jauh di belakang tanpa satu pun orang menemani. Kita akan menunggu dan ditunggu tanpa rasa lelah dan segala keluh kesahnya. Bahkan tak jarang semangat-semangat tak terduga muncul ditengah perjalanan itu. Semangat yang mungkin tak kita miliki sebelumnya. Tentang sama rata, aku mulai berfikir siapa yang akan menatapku sebagai mahasiswa? Siapa yang akan menatapmu sebagai pegawai? dan siapa yang akan menatap mereka sebagai pejabat? Disana, saat perjalanan tanpa batas itu kita mulai dengan langkah kecil sampai berakhir dengan senyum puas dan nafas tersengal. Sang kawan juga mengatakan padaku betapa indah alam Indonesia, menimbulkan rasa syukur dan hebatnya berbagi.

Berawal dari imajinasi masa kecil, goresan-goresan bermakna, warna cerah yang menjadi hiasan. Sekarang, menjadi kegemaran dan destinasi utama. Istimewa dan gagahnya pegunungan beserta matahari terbit dan lautan awannya. Luas dan luar biasa cantiknya pemandangan pantai beserta senja nan jingga dengan secercah harapan akan hari esok. Beratnya beban yang terpanggul di pundak tak terasa saat pemandangan menyambut dan kawan menemani. Semoga masih banyak kesempatan untuk kita berpetualang diluar sana. hey, kawan di ujung jawa, semoga lekas bertemu dan berbagi cerita.

No comments:

Post a Comment