Monday, 22 July 2013

Hampir Genap

Yogyakarta, kota yang selalu istimewa dan penuh kenangan. Disini, kota yang bisa disebut sebagai ibukota kebudayaan, aku singgah untuk sebulan. Tidak terasa sudah dua puluh delapan hari aku disini, tinggal dua hari lagi. Ada rasa bahagia aku menyambut tanggal kepulanganku, ke rumah. Ada juga rasa sedih harus meninggalkan kota ini dan semua yang sudah menemaniku disini, juga pekerjaan yang sudah mulai aku nikmati. Dilema, pulang atau tidak, pulang atau tidak. Ah pulang saja lah. Aku rindu rumah, mama, papa, mbak dan adek. Sering sekali aku mengeluh ke beberapa teman bagaimana inginnya aku pulang, bagaimana rindunya aku pada kota pahlawan, Surabaya. Bukan karena aku tidak betah disini, aku sangat betah, cuma rinduku lebih mendesak di hati.

Hampir genap sebulan aku tinggal di rumah Mba Nurul. Teringat sebulan lalu waktu Mba Nurul mengatakan aku tinggal di rumahnya saja, Mba Nurul tidak mengijinkan aku untuk kos disana. Dua puluh enam hari aku tinggal bersama Mba yang baiknya luar biasa ini. Makan berdua, berbagi cerita, hampir setiap hari Mba Nurul antar-jemput aku ke tempat kerja. Aku merepotkan ya Mba, hhehe.. Dan beberapa pertanyaan dari Mba Nurul yang akan selalu ku ingat :

1. Besok masuk jam berapa, dek?
2. Pulang lebih cepat atau ontime?
3. Ada rencana atau rikues kemana hari ini?
4. Deymen, mau makan apa hari ini? Ada rikues?
5. Buka puasa dan makan di rumah atau sama yovi nuno (sebutan untuk dua     temanku dari Surabaya) ?
6. Dek, mulih dewe sanggup?
7. dan masih banyak pertanyaan yang belum tertulis disini. #nahanAirMata




Hari-hari sebelum mulai magang, aku dan Mba Nurul menyempatkan diri mengunjungi pantai di Gunung Kidul. Sudah kami bawa bekal dari rumah, air putih gelasan, hanya segelas untuk berdua, coklat, puding buatan Mba Nurul, krupuk. Subhanallah, bahagianya aku hari itu dan berharap Mba Nurul bahagia juga. Terimakasih Mba sayang. Di perjalanan pulang, kita berhenti di Bukit Bintang, berharap bisa melihat kota Yogyakarta di malam hari. Tapi begitu mendengar adzan maghrib, sebelum gelap, kita memutuskan untuk turun, mencari masjid. Mungkin nanti kalau aku sudah pulang, aku akan rindu momen ini. Apalagi di hari terakhir Mba Nurul jemput aku kerja, Mba Nurul bilang "dek, nanti kalau ke jogja lagi, berangkat pagi ya. sampe sini siang, sorenya kita ke bukit bintang". Aaaahhh Mba Nurul, akan kangen Mba pasti, pasti.

Ingat kalau Mba Nurul masak, aku tidak boleh sedikitpun mendekat, grogi mungkin. Tapi akhirnya kita masak kue berdua, dilengkapi lagu dari handphone Mba Nurul, serasa sedang main film. Tidak lupa juga acara buka bersama di rumah Mba Nurul, kita membagi tugas. Alhasil persiapan masak yang dimulai dari malam sebelumnya, pagi-pagi ke warung membeli sayuran dan bahan lain, sampai selesai semua jam 4 sore. Aku bahagia, sungguh. Menjelang maghrib mulai berdatangan orang-orang hebat lainnya, Mba Helley, Mba Kiki dan Dek Nada, Dek Reiny, Hanif, Mas Dhanny, Mas Ndaru, Adi, Yopi, dan Ersyad. Makan besar di rumah Mba Nurul, indahnya sore itu, 16 Juli 2013.

Hampir genap satu bulan aku bersama Mba Nurul, hampir genap sebulan aku diYogyakarta yang selalu istimewa ini, dan sudah genap kebahagiaanku disini. Mba Nurul, aku pasti kangen sama Mba. Terimakasih untuk hampir genap satu bulan ini, maaf untuk salahku selama di rumah. Mba Kiki, Nada, Mba Helley, Dek Reiny dan yang lain, terimakasih mau direpotkan dengan kehadiran Intan di Jogja. Dua hari lagi aku pulang, dan aku akan merindukan kalian, sangat. Terimakasih


Tulisan ini terinspirasi dari rasa terimakasih, haru dan bahagia ku selama di Yogyakarta. terimakasih Mba Nurul. Terimakasih teman-teman. Intan pasti rindu kota istimewa ini. Intan tunggu kalian di Surabaya. :')

No comments:

Post a Comment